Civitas Akademik …

Bismillahirrahmannirrahim

Sebelumnya saya sudah minta izin terlebih dahulu untuk “copas .. notes yang ditulis di Facebook oleh Dosen sekaligus Pembimbing Thesis saya Bapak Lukito Edi Nugroho .. Alhamdulillah izin saya di approve (Matur Nuwun Sanget ya Pak .. Semoga tulisan Bapak bermanfaat … khususnya buat civitas akademik di Indonesia … Amin)

Ini artikel yang Pak Lukito tulis …

Autis? No Way …

Dalam beberapa kesempatan akhir-akhir ini saya banyak mendengar kritik sekaligus harapan buat mahasiswa. Sewaktu di PT Pusri, bapak-bapak di sana mengatakan bahwa mahasiswa sekarang pintar-pintar tetapi kurang soft-skillnya, sehingga saat nyemplung di industri banyak menghadapi masalah-masalah non-teknis. Dan tadi siangpun dalam rapat kerja fakultas beberapa orang mengungkapkan bahwa banyak mahasiswa yang asyik dalam dunianya sendiri, tidak melihat apalagi mengejar apa yang terjadi di luar sana. Saya menimpali, “Ya .. betul. Mereka banyak yang *autis*…”

Mengapa banyak mahasiswa yang autis? Mengapa hanya asyik dengan studi saja, dan belajarnyapun dengan usaha yang mediocre alias “biasa-biasa saja”? Mungkin karena ingin cepat lulus, lalu kerja, dapat penghasilan. Mungkin karena studi di perguruan tinggi itu enak karena mudah — kalau tidak kebangetan sekali, semua pasti lulus. Mungkin takut berkompetisi atau takut mencoba hal-hal baru di luar kehidupan rutin. Dan mungkin masih banyak lagi penyebab-penyebab lainnya …

Padahal … andaikan saja mahasiswa tahu … ada banyak sekali hal yang menarik di luar sana. Ada banyak sekali mutiara pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga di luar kampus kita. Contohnya banyak, misalnya mengenal dan merasakan kehidupan organisasi. Atau hidup di lingkungan asing (misalnya, di luar negeri). Atau mengerti suasana industri dan proses-proses yang terjadi di dalamnya. Atau bekerjasama dengan orang-orang dengan tata nilai, tradisi, dan kebiasaan yang berbeda. Atau bahkan pengalaman berdiskusi dan berargumentasi secara ilmiah di forum seminar dan workshop.

Semua itu terlalu berharga untuk dilewatkan, karena bisa menjadi bekal untuk menapak masa depan, karena itulah refleksi dari dunia nyata yang nanti akan digeluti. Kalau setelah lulus nanti anda bekerja di industri, anda akan hidup di dalam atmosfer kerja industri. Kalau bekerja di kampus, tata nilai, tradisi, dan kebiasaan akademiklah yang akan ditemui. Lalu apa manfaatnya jika mahasiswa bisa merasakan dan memahami semua itu? Setidaknya ada dua hal.

Pertama, jelas wawasan akan bertambah. Sekarang ini, yang banyak dicari adalah orang yang memiliki karakteristik T-shape : dia tahu banyak hal, dan untuk hal-hal tertentu, dia tahu banyak dan mendalam. Orang yang tahu banyak hal tapi semuanya superfisial tidak akan dihargai, sementara yang cuma tahu hal-hal tertentu saja, meskipun mendalam, juga tidak menarik.

Kedua, untuk memenangkan kompetisi. Jika anda sudah tahu medan pertempurannya, anda akan lebih siap menghadapi kompetisi. Contohnya, jika anda sudah tahu sebelumnya tentang tuntutan dan requirements di dunia industri, lebih mudah bagi anda untuk menyesuaikan diri dan leading mendahului kompetitor-kompetitor anda.

Okay … lalu pertanyaan berikutnya, bagaimana bisa memperoleh mutiara pengetahuan, wawasan, dan pengalaman eksternal tersebut? Jalan satu-satunya adalah: wake up and get real! Tinggalkan zona kenyamanan anda sebagai mahasiswa yang mediocre. Mulailah bersikap outward-looking. Tidak lagi memandang diri sendiri sebagai pusat perhatian, tapi mulailah melihat ke sekeliling anda. Percayalah, dunia di sekitar anda itu indah .. 🙂 Anda akan bisa melihat warna-warna yang tidak anda temui di kotak gelap anda sebelumnya.

Mulailah berinteraksi dengan dunia luar anda. Ikutlah organisasi kemahasiswaan dan berbagai kegiatannya. Berpartisipasilah dalam kompetisi-kompetisi mahasiswa. Cobalah melamar ke berbagai program student exchange. Carilah tempat kerja praktek yang menantang. Temuilah atau berinteraksilah dengan orang-orang terkenal (dengan Facebook, hal ini mudah dilakukan). Lakukanlah hal-hal yang belum pernah anda lakukan sebelumnya (yang positif, tentu saja) dan cobalah menikmatinya.

Dengan berbagai interaksi di atas anda akan masuk dalam lingkungan baru, dan di sanalah anda akan menemukan berbagai pengetahuan, wawasan, dan pengalaman baru. Dalam menyerap semua ini, yang diperlukan cukuplah niat dan kesediaan untuk menerima. Sesederhana itu, tapi pada kenyataannya sering tidak mudah untuk dilaksanakan. Mengapa? Karena proses itu memerlukan perubahan, dan pada dasarnya manusia adalah mahluk yang tidak suka berubah (apalagi jika sedang berada dalam zona kenyamanan).

Jadi, lawanlah sifat autis anda. Kalahkan ketakutan anda untuk keluar dari zona kenyamanan. Tanamkan ke dalam keyakinan anda bahwa perilaku mediocre itu sia-sia. Jadilah mahasiswa yang suka melihat dan mengeksplorasi dunia di sekeliling anda. It’s fun … and it’s really useful … Orang-orang yang berhasil mengubah dunia adalah orang-orang yang berpandangan out-of-the-box dan mau bekerja keras. Tidak perlulah kita bercita-cita menjadi seperti Bill Gates atau Steve Jobs, tetapi untuk kesuksesan yang paling kecilpun tetap diperlukan perubahan cara pandang dan sikap. Trust me on this

… *saya jadi inget thesis pak* …


6 Responses so far »

  1. 1

    Huang said,

    nice packaging wlpun tema lama. poin niat dan bersedia.

  2. 3

    Adelin said,

    nice post, jadi kangen masa-masa kuliah. Jadi pengen jadi mahasiswa lagi (amin.. )^^


Comment RSS · TrackBack URI

Leave a comment